jateng.jpnn.com, SEMARANG - Stadion Jatidiri Semarang tak hanya menjadi saksi laga terakhir PSIS di Liga 1 musim ini, tetapi juga menjadi panggung bagi kekecewaan ratusan pendukung setia.
Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-93, PSIS Semarang harus menelan pil pahit. Terdegradasi ke Liga 2, pada laga terakhir Liga 1 tumbang dari Barito Putera dengan skor 1-2, Sabtu (25/5).
Tak ada sorak sorai kemenangan. Sebaliknya, nyanyian duka menggema dari tribun dan halaman luar stadion.
Ratusan suporter berkumpul, bukan sekadar untuk memberi dukungan, melainkan menyuarakan kemarahan dan kesedihan mereka terhadap manajemen tim.
Spanduk protes, flare, dan teriakan tuntutan mengiringi sore yang kelam itu.
Nurul Layalia selaku Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Panser Biru menyebut aksi ini adalah bentuk mosi tidak percaya kepada manajemen PSIS.
Menurutnya, degradasi bukan semata karena kegagalan di atas lapangan, melainkan akibat manajemen yang buruk dan tidak transparan.
“Manajemen terlihat tidak serius mengurus tim. Ini bukan soal kalah-menang saja, tetapi tentang arah klub yang makin tidak jelas,” ujar Lia.
