jateng.jpnn.com, BOYOLALI - Produktivitas susu sapi di Kabupaten Boyolali terus menunjukkan tren positif dan kini telah stabil dalam memenuhi kebutuhan pasar, baik untuk industri pengolahan susu (IPS) maupun pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali Lusia Dyah Suciati menyatakan produksi susu sapi di daerah tersebut telah mencapai 43 juta liter per tahun.
"Setelah sempat turun akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada 2022, produktivitas susu sapi kini kembali meningkat. Sebelum PMK, produksi susu di Boyolali mencapai 51 juta liter per tahun, kemudian sempat anjlok menjadi 38 juta liter, dan kini berangsur naik hingga 43 juta liter per tahun," jelasnya, Selasa (4/3).
Lusia menjelaskan distribusi susu sapi Boyolali masih berjalan seperti sebelumnya, yakni melalui 24 penyalur yang telah bekerja sama dengan IPS serta para pedagang kecil, termasuk pedagang kaki lima.
"Susu yang dihasilkan dari sapi perah di Boyolali tetap disalurkan ke industri pengolahan yang selama ini telah bermitra, juga ke pedagang kaki lima yang menjual produk susu," tambahnya.
Terkait rencana impor 3.000 sapi perah dari Australia untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), Lusia menyebutkan hingga saat ini sapi impor tersebut belum masuk ke Boyolali.
"Namun, jika nantinya sapi perah impor itu masuk ke Boyolali, kami siap menerima dan mengelolanya," ujarnya.
Meski produksi susu di Boyolali telah stabil, pihaknya belum menerima permintaan khusus untuk mendukung program MBG.