jatim.jpnn.com, KEDIRI - Ratusan alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri menggelar aksi damai di halaman Kantor Pemkab Kediri, Selasa (22/10).
Mereka menuntut pemilik Trans7 Chairul Tanjung datang langsung menemui para masyayikh Lirboyo untuk menyampaikan permintaan maaf.
Aksi yang digelar Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Kediri Raya itu merupakan bentuk solidaritas santri atas tayangan program Xpose Uncensored Trans7 yang dinilai melukai hati para kiai dan santri.
“Kami sebagai santri rela menjadi budak bagi orang yang memberikan ilmu, apalagi mondok di Lirboyo, tidak hanya satu atau dua hari,” kata Ketua Himasal Kediri Raya KH Abu Bakar Abdul Jalil di sela aksi.
Dia mengungkapkan pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua yang telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Pondok Pesantren Lirboyo sendiri berdiri pada tahun 1910 oleh KH Abdul Karim.
Di pondok pesantren, kata dia, diajarkan bukan ilmu saja yang penting, tetapi adab juga harus diutamakan.
Sementara itu, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana yang turut hadir menyebut aksi damai ini menunjukkan betapa besar rasa takzim para santri terhadap para kiai.
“Aksi damai ini menunjukkan solidaritas dan takzimnya santri terhadap kiai sebagai bentuk kekecewaan sebuah tayangan. Sebagai warga Kediri tahu betul kehidupan pondok,” ujar Mas Dhito — sapaan akrabnya.