jatim.jpnn.com, SIDOARJO - Tim SAR gabungan masih mencari cara menyelamatkan korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny yang masih terdeteksi selamat atau ada tanda-tanda kehidupan.
Namun, tumpukan beton yang jatuh menindih satu sama lain hingga membentuk pancake menyulitkan menyulitkan tim SAR menjangkau lokasi korban.
Maka dari itu, dibutuhkan perencanaan yang matang guna menyelamatkan korban yang masih memiliki tanda-tanda kehidupan itu. Total ada tujuh korban yang masuk zona merah.
Kepala Basarnas Marsda Mohammad Syafii mengatakan reruntuhan bangunan yang bertumpuk-tumpuk membutuhkan penanganan khusus.
Maka dari itu, penggunaan alat berat untuk evakuasi ini sangat tidak disarankan.
“Terjadi di sini sebenarnya merupakan material-material beton yang bertumpuk-tumpuk sehingga dari kondisi ini kalau dalam istilah SAR, tipe reruntuhannya sebenarnya tipe pancake harus dilaksanakan penanganan khusus pada saat begitu tim SAR dahar hadir melaksanakan dengan fasilitas yang dimiliki,” kata Syafii.
Syafii mengungkapkan kesulitan yang dihadapi tim dilapangan adalah kondisi reruntuhan bangunan yang sangat rawan, karena getaran kecil saja dapat menimbulkan dampak tambahan.
“Terkait dengan kesulitan kami tahu sendiri bahwa konstruksi yang saat ini terjadi reruntuhan ini satu titik ada getaran saja bisa menyebabkan dampak-dampak yang lain sehingga kami akan melakukan alternatif-alternatif tindakan,” katanya.



















































