jatim.jpnn.com, SURABAYA - Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan situasi geopolitik dunia saat ini berada pada titik yang mengkhawatirkan.
Meningkatnya ketegangan antarnegara dan perlombaan persenjataan disebutnya sebagai sinyal serius yang tidak boleh diabaikan.
Peringatan itu disampaikan SBY saat memberikan orasi ilmiah di peringatan Dies Natalis ke-65 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Selasa (11/11).
SBY menjelaskan banyak negara kini mengedepankan kepentingan masing-masing, bahkan dengan cara-cara yang ekstrem.
Nasionalisme berlebihan, tindakan sepihak negara besar, serta dominasi negara yang memiliki hak veto dinilainya telah membuat kerja sama internasional mengalami kemunduran-baik dalam forum multilateral maupun regional.
“Setiap negara punya kepentingannya sendiri, dengan nasionalisme ekstrem dan tindakan sepihak, terutama negara besar dan pemilik veto power, kerja sama global justru mundur,” ujar SBY.
Menurutnya, apabila arah dunia seperti ini tidak segera dihentikan, risiko munculnya konflik besar menjadi sangat nyata.
“This one has to stop. Kalau tidak dihentikan, sangat mungkin terjadi peperangan lebih besar. World War III sangat mungkin terjadi. Saya jenderal, saya mengerti geopolitik, hubungan internasional, peace and security,” tuturnya.



















































