jpnn.com, JAKARTA - Keputusan Presiden Prabowo membangun Koperasi Desa Merah Putih sebanyak 80 ribu gerai tuntas pada Maret mendatang merupakan cita-cita ideal meneruskan ideologi para pendiri bangsa.
Namun, tantangan besar mewujudkan hal ini terkendala dengan rendahnya kualitas kepemimpinan dan enterpreneurship pemimpin-pemimpin di desa.
"Untuk itu gerakan mahasiswa ke depan perlu memasukkan agenda penguatan koperasi desa itu melalui pendampingan dan transfer pengetahuan," kata Ketua Dewan Direktur GREAT Institute Dr. Syahganda Nainggolan, dalam ceramahnya di hadapan 60 pimpinan mahasiswa se Sumatera yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, di Universitas Baiturrahmah, Padang, Jumat (7/11).
Selain itu, mahasiswa harus membangun kembali kekuatan koperasi mahasiswa di kampus-kampus sebagai sasaran antara.
Selanjutnya Syahganda mengingatkan para pemimpin mahasiswa menyambut perubahan paradigma dalam pembangunan yang terjadi di era Prabowo ini.
Dia menekankan bahwa Prabowo adalah presiden kedua sepanjang sejarah, selain Sukarno, yang meletakkan negara sebagai pembela kaum miskin, ketika berhadapan dengan dominasi oligarki.
Gerakan mahasiswa harus berubah tidak lagi terjebak pada tema-tema elitis seperti Indonesia Gelap dan Indonesia Cemas, melainkan masuk pada arus perubahan paradigma yang dipimpin Prabowo.
“Saatnya mahasiswa ikut membangun desa-desa, seperti Kopdes Merah Putih, sebagai tema perang terhadap dominasi oligarki, khususnya di sektor ritel," tegas Syahganda yang mantan aktivis ini lagi.









.jpeg)












































