jateng.jpnn.com, SEMARANG - Aksi kenakalan remaja yang makin meresahkan di Kota Semarang mendapat perhatian serius dari Wali Kota Agustina Wilujeng Pramestuti.
Tak main-main, ia bahkan mempertimbangkan opsi mengirim remaja pelaku tawuran dan aksi ugal-ugalan alias "kreak" ke barak militer.
Gagasan ini meniru langkah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang ramai dibicarakan publik. Namun Agustina menegaskan bahwa dirinya belum akan serta-merta meniru kebijakan tersebut tanpa kajian mendalam.
"Saya hanya membacanya dari media, menurut saya bukan hal yang bisa langsung ditiru. Harus dipelajari dulu," ujar Agustina kepada wartawan, Senin (19/5).
Kreak, yang merupakan singkatan dari kere mayak, secara harfiah berarti 'orang miskin yang suka mengganggu' jadi momok baru di ibu kota Jawa Tengah. Istilah ini merujuk pada kelompok remaja yang terlibat dalam aksi tawuran dan kebut-kebutan liar di jalanan.
Pemkot Semarang, kata Agustina, akan mengirim tim khusus ke Jawa Barat untuk mempelajari langsung sistem pelatihan ala militer yang digunakan di sana.
"Kalau memang bisa diterapkan di Semarang, apakah SDM-nya memenuhi? Apakah anggarannya cukup? Situasinya cocok? Itu semua harus dikaji,” tegasnya.
Meskipun menilai idenya bagus, Agustina menolak mengambil langkah gegabah. "Tidak serta-merta bilang saya akan ikut. Idenya bagus, tapi detailnya bagaimana?" tambahnya.