Ahli Psikologi Forensik: Pemerkosaan Dokter Priguna Masuk Kategori Brutal

22 hours ago 18

Minggu, 13 April 2025 – 09:00 WIB

 Pemerkosaan Dokter Priguna Masuk Kategori Brutal - JPNN.com Jabar

Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel. Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

jabar.jpnn.com, BANDUNG - Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri, turut menyoroti kasus pemerkosaan yang dilakukan dokter residen Priguna Anugerah Pratama terhadap pasien di Rumah Sakit (RS) Hasan Sadikin Bandung.

Reza menilai modus memperdaya korban dengan cara menyuntikan cairan bius adalah cara-cara seseorang dengan gangguan Somnofolia.

“Somnofolia mirip dengan nekrofilia, yakni keterangsangan seksual pada manusia yang tengah berada dalam kondisi pasif atau tidak sadar. Nekrofilia, pada mayat. Somnofolia, pada orang bernyawa,” kata Reza dalam keterangannya, Minggu (13/4/2025).

Pelaku, kata Reza, jika dilihat dari alurnya sudah mengincar target sebelum aksinya dijalankan. Priguna dianggap sudah terangsang secara seksual saat korban dalam keadaan sadar, dan menggunakan kekerasan untuk memenuhi nafsu bejatnya.

“Kondisi pasif (tidak sadar) si target bukanlah sesuatu yang membuat P terangsang. Kondisi tidak sadar si target merupakan kondisi yang P ciptakan dengan cara kekerasan (paksaan) agar dia dapat memenuhi nafsu seksualnya tanpa perlawanan sama sekali dari targetnya,” jelasnya.

Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu pun mengklasifikan, pemerkosaan yang dilakukan Priguna masuk kategori brutal sebab dilakukan dalam kondisi korban tidak sadar.

“Menggunakan kekerasan agar target bisa disetubuhi tanpa perlawanan. Itu modus biasa dalam perkosaan. Perkosaan yang brutal dilancarkan bahkan dengan membuat target pingsan terlebih dahulu,” terangnya. 

Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat mengungkapkan dokter residen PPDS Priguna Anugerah Pratama, memiliki kelainan seksual.

Pandangan ahli psikologi forensik mengenai ketertarikan seksual atau fetish dokter Priguna Anugerah yang memperkosa pasien dalam kondisi tidak sadar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News

Read Entire Article
| | | |