Akademisi dan Tokoh NU Soroti Represi Orde Baru Tolak Soeharto Pahlawan

1 hour ago 15

Akademisi dan Tokoh NU Soroti Represi Orde Baru Tolak Soeharto Pahlawan

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Diskusi bertajuk NU, PNI, dan Kekerasan Orde Baru di Ciputat, Jumat (7/11). Foto: Dokpri

jpnn.com, JAKARTA - Penolakan terhadap wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden Soeharto terus mengemuka dari berbagai kalangan. Sejarawan sekaligus Anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana, menilai langkah ini bukan sekadar persoalan penghargaan.

"Wacana mempahlawankan Soeharto bukan sekadar soal jasa atau tidak, tetapi pertempuran memori di ruang publik. Antara mereka yang sengaja menghapus ingatan, dan mereka yang masih mengingat represi Orde Baru," ujar Bonnie dalam diskusi bertajuk NU, PNI, dan Kekerasan Orde Baru di Ciputat, Jumat (7/11).

Bonnie menegaskan bahwa kekuasaan Orde Baru dibangun di atas fondasi represi.

"Selama tiga dekade kekuasaan, Soeharto memakai sejarah untuk melanggengkan kekuasaan. Ia tak muncul dari pemilihan demokratis, sehingga narasi penyelamatan bangsa dari komunisme dijadikan dasar legitimasi," jelasnya.

Diskusi yang digelar oleh Islami.co ini juga menghadirkan Ketua DPP PBNU Savic Ali yang menyatakan penolakan keras dari kalangan NU.

"Sampai hari ini PBNU belum mengeluarkan sikap resmi, tapi banyak kiai dan warga NU yang menolak keras Soeharto dijadikan pahlawan," ujar Savic.

Menurut Savic, penolakan itu berakar dari pengalaman sejarah.

"NU pernah menjadi korban politik fusi dan represi. Banyak kiai ditahan, ruang dakwah dibatasi, dan pesantren diawasi militer. Jadi agak aneh jika kini kita diminta memuja Soeharto," tegasnya.

Tokoh NU dan sejarawan tolak wacana Soeharto jadi pahlawan nasional, sebut langkah itu glorifikasi represi Orde Baru.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |