bali.jpnn.com, KARANGASEM - Bali menjadi salah satu provinsi dengan adopsi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap tertinggi hingga 2024.
Sampai saat ini total instalasi lebih dari 5 MW yang tersebar pada hampir 400 pelanggan.
“Ini menegaskan bahwa Bali semakin serius dan aktif dalam mendukung target Bali emisi nol bersih 2045.
Bali memang fokus mengembangkan energi terbarukan yang sekaligus menguntungkan secara ekonomi bagi masyarakat dan pelaku usaha,” kata Analis Sistem Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Institute for Essential Service Reform (IESR) Alvin Sisdwinugraha dilansir dari Antara.
Alvin Sisdwinugraha mengatakan pembangkit tenaga surya memberikan banyak manfaat ekonomi.
“Studi Indonesia Solar Energy Outlook (ISEO) 2025 oleh IESR menunjukkan pengembalian investasi PLTS atap bagi bangunan komersial skala menengah tercapai dalam waktu 11–12 tahun melalui penghematan tagihan listrik,” ujar Alvin Sisdwinugraha.
Founder Indonesian Marine Education and Research Organisation (Mero) Foundation Rahmadi Prasetyo membuktikan bahwa penggunaan PLTS di ruang swasta bukan hanya untuk komersial dan promosi.
Namun, bisa untuk mendukung operasional laboratorium dan menekan biaya yang selanjutnya dialihkan untuk dana riset.