jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang rawan terdampak bencana gempa bumi.
Gempa bumi di Bantul berasal dari dari dua sumber, yaitu sesar opak untuk di daratan dan lempeng Indo-Australia Eurasia yang bisa berpotensi Megathrust dan tsunami.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Bantul Agus Yuli Herwanto mengatakan mereka harus siap siaga untuk kemungkinan terjadinya gempa bumi, baik yang berpotensi tsunami atau tidak.
“Di Bantul setiap tahun terjadi bencana banjir dan longsor, kekeringan, dan kebakaran. Akan tetapi, yang paling berat itu gempa bumi, semoga tidak terjadi. Kami harus waspada karena ada potensinya," katan dia seusai menghadiri Apel Kebencanaan Hari Kesiapsiagaan Bencana di Bantul, Minggu (27/4).
Salah satu bentuk kewaspadaan adalah dengan dipasangnya 29 early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini di sepanjang pesisir pantai selatan.
Alat itu berfungsi untuk peringatan dini jika terjadi tsunami akibat gempa bumi atau faktor lainnya.
“Kami memasang 29 EWS yang di pinggir pantai dan masjid-masjid kawasan pesisir," ujar dia.
Menurut Agus, sistem peringatan dini yang terkoneksi di Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Bantul tersebut setiap tanggal 26 diuji coba untuk memastikan bisa berfungsi dengan baik.