jatim.jpnn.com, SURABAYA - Yuni, pemilik warung kopi dan penyetan di sekitar Polsek Tegalsari ternyata juga terkena dampak dari kerusuhan aksi demontrasi di Gedung Negara Grahadi pada Minggu (31/8) dini hari.
Warung miliknya yang telah berdiri puluhan tahun menjadi sasaran amukan massa aksi. Parahnya, sebelum dirusak, barang-barang, seperti kompor, gas elpiji dijarah oleh mereka.
Yuni menceritakan saat insiden ricuh itu untungnya dia tidak berada di sekitar lokasi. Warungnya telah tutup sejak Sabtu (30/8) sore.
“Enggak, kami sudah di rumah (saat kejadian). Sudah tutup itu, biasanya warung saya sampai jam sebelas malam, tetapi karena situasinya kayak begitu disuruh tutup,” kata Yuni di Balai Kota Surabaya, Kamis (4/9).
Dia hanya bisa pasrah lantaran tidak sedikit barang gagal diamankan, termasuk barang pribadi, hingga uang tunai, ikut dijarah massa karena panik.
“Katanya akan diganti tapi nominalnya kami masih belum tahu. Kerugian lebih dari belasan juta rupiah,” keluhnya.
Kondisi serupa juga dialami Pedagang Nasi Padang Agus. Baginya, aksi itu dilakukan secara sengaja. Massa dinilai begitu tega membakar objek sekitar PolsekTegalsari.
“Saya rugi Rp50 juta. Soalnya kompor hilang semua, laptop, HP, dan uang tunai ketinggalan. Dugaan saya dijarah. Kelihatan di video,” kata Agus.