jatim.jpnn.com, TULUNGAGUNG - Cuaca buruk yang terjadi dalam dua pekan terakhir menyebabkan harga cabai rawit di tingkat petani Kabupaten Tulungagung naik signifikan.
Kepala Dinas Pertanian Tulungagung Suyanto mengatakan harga cabai rawit yang semula Rp60.000 per kilogram pada Sabtu (1/3) kini melonjak menjadi Rp85.000 per kilogram di tingkat petani.
"Kenaikan ini dipengaruhi oleh terbatasnya pasokan akibat cuaca serta meningkatnya permintaan, terutama karena tradisi megengan di awal Ramadan," ujar Suyanto, Selasa (4/3).
Lonjakan harga di tingkat petani turut berdampak pada harga di pasaran yang kini mencapai Rp100.000 per kilogram.
Menurutnya, curah hujan tinggi dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan produksi cabai menurun karena tanaman cabai rawit rentan terhadap kelebihan air.
"Jika terlalu banyak terkena air, cabai bisa mengalami keriting atau bahkan gagal panen. Ini yang menyebabkan hasil panen menurun," jelasnya.
Saat ini, terdapat 36 hektare lahan cabai rawit di Tulungagung yang tersebar di sebelas kecamatan, termasuk Sumbergempol, Ngantru, Kalidawir, dan Pucanglaban. Setiap hektare lahan rata-rata menghasilkan tujuh ton cabai.
Meskipun Tulungagung bukan daerah sentra cabai, produksi dari wilayah ini turut menyuplai Kediri dan Blitar. Namun, akibat faktor cuaca, pasokan cabai dari Tulungagung kini menurun sehingga harga mengalami lonjakan. (antara/mcr12/jpnn)