jpnn.com, SUMEDANG - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyoroti perilaku oknum pelaku usaha yang sengaja berpura-pura menampilkan lapaknya secara buruk sebagai upaya menghindari kewajiban pajak.
“Banyak pedagang yang ingin menghindari pajak dengan berpura-pura memiliki lapak yang jelek, padahal rumah atau aset keluarganya sangat mewah. Saya sering menemukan kasus seperti itu,” ujarnya di Sumedang, Selasa.
Dia menambahkan bahwa praktik serupa juga terlihat pada pedagang yang sebenarnya memiliki omzet besar, namun tetap memanfaatkan fasilitas untuk kalangan usaha kecil
“Ada pedagang besar yang menjual bakso seharga Rp25 ribu per porsi, tetapi masih memakai LPG (Liquefied Petroleum Gas) 3 kilogram untuk produksi. Padahal dengan harga Rp25 ribu, keuntungan per porsi bisa mencapai Rp15 ribu,” ujar dia.
Dedi menegaskan bahwa pengamatan tersebut berangkat dari pengalamannya dalam membina banyak pedagang yang membuatnya memahami bagaimana sebagian pelaku usaha memanfaatkan celah untuk meraih fasilitas yang sebenarnya tidak lagi sepadan dengan skala usahanya.
Dirinya meyakini bahwa perkembangan industri hanya dapat bergerak ke arah yang lebih dewasa ketika para pelaku usaha bertanggung jawab dan transparan dalam memahami realitas di lapangan sesuai porsi.
"Saya meyakini industri akan berkembang baik bila kita tidak mendramatisasi persoalan, namun realitas beberapa di antara kita banyak yang mendramatisasi hal-hal sederhana dan merasa dirinya tidak mampu, padahal ia mampu," ujar dia.
Kepatuhan fiskal dan tanggung jawab pelaku usaha dinilai menjadi kunci untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang terus menguat sekaligus memastikan manfaat pembangunan dapat dirasakan secara merata.





















































