jateng.jpnn.com, SEMARANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang mencatat ada 28 unit Early Warning System (EWS) atau alat peringatan dini bencana yang dipasang di titik-titik rawan banjir dan longsor. Namun, dua unit di antaranya dilaporkan hilang karena dicuri orang.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto menjelaskan EWS berfungsi sebagai sensor pendeteksi potensi bencana.
Alat ini akan mengirimkan peringatan berupa suara sirine maupun pesan agar masyarakat bisa segera melakukan tindakan pencegahan.
“Total EWS di Kota Semarang ada 28. Dari jumlah itu, 26 masih berfungsi dan dua hilang. Kami sudah melaporkan kejadian ini ke aparat kepolisian,” kata Endro di Balai Kota Semarang, Kamis (11/9).
Dia menyebut EWS dipasang di kawasan sungai yang rawan meluap serta daerah rawan longsor. Salah satu unit yang hilang berada di aliran Sungai Pudak Payung.
“Alat ini manfaatnya sangat besar. Contohnya di Perumahan Dinar Elok Tembalang, ketika ketinggian air naik, sensor langsung membaca debit air dan berbunyi keras. Warga bisa segera mengevakuasi diri,” ujarnya.
Endro menyayangkan pencurian tersebut. Menurutnya, alat itu tidak akan berguna jika dipindahtangankan.
“Kalau kemanfaatannya benar-benar masyarakat rasakan, kami akan usulkan kembali pengadaannya di anggaran tahun depan,” katanya.