jpnn.com, JAKARTA - Mantan Wakil Kepala Polri Komjen (Purn) Oegroseno menyatakan kekecewaan mendalam atas pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang meragukan kasus pemerkosaan massal dalam Tragedi 1998.
Oegroseno menilai pernyataan Fadli Zon tidak berdasar fakta dan melukai korban.
"Kalau dia tidak belajar dari data, fakta, laporan-laporan yang ada, ngapain bikin statement? Kan, pasti ada orang yang tersakiti," tegas Oegroseno. "Pak Fadli Zon kalau tidak tahu situasi 98 di lapangan jangan terlalu banyak bicara. Rakyat yang menjadi korban merasa sakit terhadap pernyataan itu," kata dia saat dihubungi, Rabu (18/6).
Merespons argumentasi Fadli Zon soal tidak adanya putusan pengadilan tentang pemerkosaan massal, Oegroseno menjelaskan kompleksitas situasi 1998.
"Dengan situasi kekacauan tahun 1998, itu kan dibutuhkan tim lengkap. Kalau menunjukkan pengadilan, ya, kita harus ada alat bukti sesuai Pasal 184 KUHAP, sementara korban dan banyak orang ketakutan," paparnya.
Oegroseno yang saat itu menjabat Kapolrestabes Surabaya mengungkapkan pengalaman lapangannya.
"Di Surabaya saya tidak mengeluarkan satu peluru pun. Kalau anak manusia menyampaikan pendapat di muka umum kok harus ditembak?" kenangnya.
Meski tidak menemukan kasus pemerkosaan di wilayahnya, ia menegaskan pentingnya menghormati temuan resmi.