jatim.jpnn.com, SIDOARJO - Proses pencarian dan evakuasi korban musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo masih terus berlangsung hingga Selasa (30/9) malam.
Ketua SAR Surabaya Nanang Sigit menyebutkan timnya menghadapi kesulitan besar karena posisi korban terhimpit reruntuhan beton.
Menurut Nanang, masa kritis atau golden time bagi korban tertimbun reruntuhan adalah tiga hari bila tanpa asupan makanan dan minuman.
Namun, tim SAR telah berupaya memperpanjang daya tahan korban dengan memberikan oksigen serta menyalurkan minuman dan makanan melalui akses kecil yang berhasil dibuka.
"Dengan tambahan suplai itu, harapan hidup korban bisa lebih panjang. Bahkan tadi tim kami berhasil menjangkau salah satu korban yang masih hidup, hanya saja bagian pinggangnya terhimpit beton sehingga belum bisa ditarik keluar,” jelas Nanang.
Dia menambahkan tim menggunakan kamera scam untuk memantau kondisi di sela-sela reruntuhan.
Dari hasil pemantauan, terdeteksi enam korban yang masih memberikan respons, salah satunya dengan menggerakkan kaki.
“Itu tanda bahwa masih ada korban dalam kondisi hidup,” katanya.



















































