jpnn.com, JAKARTA - Penyakit Tidak Menular Terkait Pola Makan (PTM Terkait Diet) terus menjadi kekhawatiran yang berkembang di Asia Tenggara.
Pemerintah di seluruh Asia Tenggara memajukan berbagai inisiatif kesehatan masyarakat, termasuk memperkuat sistem pelabelan nutrisi dan mendorong reformulasi produk.
Melihat hal itu, Food Industry Asia (FIA) menyelenggarakan Lokakarya Ilmiah & Regulasi Regional bertema “Scientific Solutions for Public Health : Enabling Policies to Unlock Reformulation with Non-Sugar Sweeteners Science” baru-baru ini.
Lokakarya ini mengumpulkan regulator, akademisi dan perwakilan industri dari seluruh Asia Tenggara untuk membahas bukti ilmiah terkini tentang Pemanis Non-Gula dan perannya.
Chief Executive Officer dari Food Industry Asia Matt Kovac mengatakan diskusi itu penting dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Pemanis Non-Gula, reformulasi, dan kesehatan masyarakat.
Diskusi itu diharapkan bisa menyatukan ilmu pengetahuan, kebijakan, dan industri untuk memperkuat kolaborasi dan memajukan tujuan bersama untuk meningkatkan hasil kesehatan masyarakat.
Direktur Jenderal Badan Kebijakan Kesehatan, mewakili Kementerian Kesehatan RI Prof. Asnawi Abdullah, PhD menyampaikan pemerintah Indonesia sedang mengimplementasikan serangkaian inisiatif kebijakan strategis yang bertujuan untuk mempromosikan pilihan pola makan yang lebih sehat dan mengurangi konsumsi gula secara nasional.
Asnawi menyebut langkah-langkah baru akan dilakukan mencakup implementasi sistem pelabelan nutrisi "Nutri-Level" di bagian depan kemasan untuk menginformasikan konsumen tentang kandungan gula, garam, dan lemak dalam produk pangan.


 
 




















































