jatim.jpnn.com, BANYUWANGI - Tim SAR gabungan mengungkapkan arus dan gelombang tinggi menjadi penyebab sulitnya mengidentifikasi kebenaran objek diduga KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di perairan Selat Bali.
Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II Laksamana TNI Endra Hartono menjelaskan proses identifikasi saat ini masih berlangsung dengan mengerahkan KRI Fanildo yang memiliki teknologi sonar, magnetometer, serta side scan sonar.
Teknologi itu digunakan untuk menggambarkan visual dasar laut serta kondisi yang ada di sana.
“Sampai dengan saat ini proses itu masih berlangsung. Jadi, KRI Pulau Fanildo kemudian dibantu oleh tim survei saat ini sedang berada di lokasi dan memperluas areanya ke arah timur dan ke arah selatan dari titik temu yang diduga adalah wreck tersebut,” kata Endra.
Namun, proses identifikasi mengalami kendala. Pasalnya, arus dan gelombang tinggi menjadi penyebab utama.
“Kendala yang kami hadapi memang tadi malam mulai dari pukul 00 WIB, arus kemudian gelombang yang tinggi dan sebagainya. Seharusnya hanya tiga jam bisa menjadi enam jam dan sebagainya. Itu pun harus kami ulang terkait dengan kondisi cuaca dan sampai sekarang masih berlangsung,” jelasnya.
Endra menyebut visualisasi data ini sangat diperlukan untuk melihat kondisi bawah laut yang digunakan sebagai acuan untuk menerjunkan tim penyelam.
“Ini kami lakukan untuk lebih mengkonfirmasi terutama apabila nanti ke depan akan dilaksanakan penyelaman sehingga gambaran bawah air akan terlihat secara utuh terhadap situasi dan kondisi di sana,” ucapnya.