jpnn.com, JAKARTA - Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva mengatakan bahwa kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) adalah perwujudan dari semangat Konferensi Asia-Afrika atau Konferensi Bandung yang menolak dominasi kekuatan besar dunia.
Pernyataan tersebut disampaikan Lula saat pidato pembuka sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 yang digelar di Museum Seni Modern (MAM), Rio de Janeiro, Minggu (6/7).
Presiden Prabowo Subianto hadir dalam KTT tersebut, di mana pertama kalinya Indonesia hadir setelah bergabung di BRICS.
"BRICS adalah manifestasi dari gerakan non-blok Bandung. BRICS menghidupi semangat Bandung," ucap Lula di hadapan para pemimpin negara anggota BRICS.
Lula dalam kesempatan itu juga menyoroti situasi global yang menurutnya tengah menghadapi krisis multilateralisme.
"Pada 26 Juni lalu, PBB genap berusia 80 tahun, tetapi kita justru menyaksikan keruntuhan multilateralisme yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata dia.
Dia menjelaskan bahwa didirikannya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menandai kekalahan fasisme dan menjadi simbol harapan kolektif dunia.
Lula juga mengingatkan bahwa sebagian besar negara anggota BRICS saat ini adalah pendiri PBB.