jpnn.com, JAKARTA - Masalah timbunan sampah plastik di laut makin mengkhawatirkan, sehingga diperlukan kolaborasi multipihak yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di wilayah tangkapan sampah laut di Indo-Pasifik, terutama Indonesia dan Taiwan.
Atas dasar itu, The Habibie Center (THC) dan Ocean Affairs Council (OAC) Taiwan kembali memperkuat kemitraan dengan menggelar Lokakarya Internasional bertajuk “Indonesia-Taiwan Collaboration in Scaling Up Marine Plastic Debris Governance in the Indo-Pacific.”
Lokakarya itu merupakan kelanjutan kerja sama antara kedua lembaga dalam proyek penanganan sampah laut, yang menghadirkan pembicara ahli dari Indonesia, Taiwan, Jepang, dan Filipina.
Direktur Eksekutif THC, Mohammad Hasan Ansori menggarisbawahi mendesaknya masalah sampah plastik di laut yang terus meningkat setiap tahun.
“Masalah timbunan sampah plastik di laut sudah makin mendesak, diperlukan kolaborasi multipihak yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di wilayah tangkapan sampah laut di Indo-Pasifik, terutama Indonesia dan Taiwan,” ujar Dr. Ansori, Jumat (7/11).
Kerja sama ini, lanjutnya, bertujuan mengintegrasikan kekuatan dan berbagi pengalaman dalam meminimalisasi sampah yang lepas ke badan air, seperti sungai dan laut.
Senada itu , Direktur Departemen Pembangunan Internasional OAC, Lee Shan Ying, Ph.D., menekankan pentingnya pelibatan generasi muda dalam kolaborasi ini.
Dia mencontohkan Taiwan yang sukses dengan inovasi berbasis komunitas yang dikelola kaum muda, didukung kebiasaan memilah sampah sejak dini.






















































