jatim.jpnn.com, SURABAYA - Menjelang akhir 2025, Pemerintah Kota Surabaya mencatat capaian positif dalam perbaikan indikator makro pembangunan, terutama penurunan angka kemiskinan.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya menyebutkan keberhasilan ini tidak lepas dari penerapan inovasi berbasis data terpadu.
Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad mengungkapkan angka kemiskinan di Surabaya berhasil ditekan signifikan, dari 5,23 persen menjadi 3,56 persen.
Tak hanya itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga mengalami penurunan tajam, dari 9,68 persen menjadi 4,84 persen. Sementara itu, Gini Rasio membaik dari 0,423 menjadi 0,381, yang menandakan kesenjangan pendapatan masyarakat makin mengecil.
“Indikator-indikator ini menunjukkan bahwa inovasi yang sudah kami lakukan benar-benar berdampak,” ujar Irvan, Sabtu (13/12).
Mantan Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya itu menjelaskan, capaian tersebut tidak terlepas dari inovasi kunci yang diterapkan Pemkot Surabaya, yakni konsep One Data, One Map, One Policy atau Satu Data, Satu Peta, Satu Kebijakan.
Melalui basis data yang terintegrasi dan terus divalidasi oleh warga, RT/RW, serta aparatur sipil negara (ASN) di lapangan, pemerintah dapat melakukan intervensi sosial secara lebih tepat sasaran.
“Dengan data yang presisi, kebijakan penanganan kemiskinan menjadi jauh lebih akurat. Keunggulan ini belum tentu dimiliki oleh kota-kota lain,” ungkapnya.



















































