jpnn.com, JAKARTA - Keracunan massal siswa terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus saja terjadi di banyak daerah. Program ini pun saat ini menjadi polemik di masyarakat.
Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Program MBG ini. Kata dia, program tersebut harus dibenahi, baik dari sisi mekanisme maupun kelembagaan, agar tujuan utama dapat tercapai tanpa menimbulkan risiko kesehatan.
"Memang harus ada perbaikan mekanisme, perbaikan kelembagaan, dan perbaikan dari berbagai macam sisi. Ini sedang berlangsung prosesnya, doakan. Ini sudah wake up call, bahwa ini harus bisa diperbaiki dengan secepat-cepatnya. Yang kami khawatirkan adalah accident di daerah-daerah terpencil yang fokusnya belum sebaik seperti di daerah perkotaan," kata Qodari dikutip Minggu (21/9).
Qodari menerangkan MBG seharusnya dirancang sebagai program dengan standar "zero accident".
"Hemat saya (MBG) perlu perbaikan secara menyeluruh, baik dari segi pendirian SPPG-nya maupun juga dari segi delivery-nya di lapangan," ujarnya.
Namun, sejak awal pelaksanaan, justru sudah muncul sejumlah kasus keracunan, termasuk peristiwa terbaru pada Kamis (18/9) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang menimpa 569 siswa.
"Justru karena ada kejadian kemarin dan melihat tren dan perkembangannya, ada perspektif yang dari kami sebagai KSP itu harus disampaikan dan dipahami, bahwa ini program yang konsepnya itu zero tolerance terhadap accident, alias zero accident," ujarnya.
Menurut dia, Badan Gizi Nasional (BGN) selaku penyelenggara tidak boleh menoleransi insiden tersebut.