jpnn.com, JAKARTA - Penandatanganan perundingan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) membawa angin segar bagi dunia usaha tanah air.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi Lukman menyoroti poin dalam kerja sama terkait tarif bea masuk, yang dinilai menguntungkan pelaku bisnis di Indonesia.
"Indonesia-Kanada CEPA ini milestone baru bagi Indonesia dan Kanada untuk meningkatkan perdagangan dan investasi kerja sama yang lebih baik lagi, karena 90 persen lebih nanti tarif perdagangan itu dari Indonesia-Kanada itu di-open."
"Jadi 0 persen," kata Adhi saat ditemui dalam agenda Momentum Jakarta, di kawasan Kuningan Barat, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Adhi tidak menampik fakta saat ini neraca perdagangan Indonesia di sektor agrikultur dengan Kanada masih mengalami defisit (minus).
Indonesia masih banyak mengimpor produk pertanian dari negara di Amerika Utara tersebut, seperti gandum, kentang, daging, hingga ikan.
"Kalau dari sisi perdagangan di agriculture, Indonesia memang masih minus ya. Karena kita banyak impor produk-produk agriculture dari Kanada. Mulai dari gandum, kentang, ikan, dan lain sebagainya," tuturnya.
Kendati demikian, Adhi justru melihat defisit ini dari sudut pandang strategis.






















































