Kisah Antigone Melawan Despot Creon, Teater Akar Sentil Isu Kekuasaan dan Gender

3 hours ago 17

Minggu, 28 Desember 2025 – 09:33 WIB

Kisah Antigone Melawan Despot Creon, Teater Akar Sentil Isu Kekuasaan dan Gender - JPNN.com Jateng

Lakon Antigone karya Sophocles terjemahan Willibrordus Surendra Broto Narendra (W.S Rendra) pada Pentas Produksi Teater Akar, di Auditorium Universitas Pancasakti Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (27/12) malam. FOTO: Wisnu Indra Kusuma/JPNN.com.

jateng.jpnn.com, TEGAL - Antigone dan Ismene masuk melalui pintu Istana Thebes. Pilar-pilar gaya Yunani kuno menjadi latar duo saudari itu membincangkan tentang kematian kedua saudara laki-lakinya, Eteocles dan Polyneices.

Eteocles dan Polyneices sama-sama mati setelah duel maut memperebutkan kekuasaan Thebes. Thebes sebelumnya di bawah tiran sang ayah, Oedipus.

Ulah Oedipus yang membunuh Laios, ayahnya dan menikahi sang ibu, Jocasta itu mewarisi dua pangeran yang ingin menjadi raja. Antara Eteocles dan Polyneices sebetulnya telah bersepakat untuk saling memerintah Thebes bergantian, tiap satu tahun.

Namun, ketika waktunya Polyneices naik tahta, Eteocles mengusir kakaknya dari istana. Inilah awal kisah tragis Tujuh melawan Thebes.

Tragedi itu membawa paman mereka, Creon menjadi penguasa Thebes. Kematian Eteocles diupacarakan selayaknya manusia. Sementara, Polyneices yang dianggap Creon sebagai pemberontak dibiarkan begitu saja tanpa dikubur.

Antigone yang merupakan saudara seayah dengan Polynices merasakan ketidakadilan oleh titah Raja Creon.

"Ismene, aku akan menguburnya. Kamu mau bantu?" kata Karlinatri dalam dialog memerankan Antigone karya Sophocles terjemahan Willibrordus Surendra Broto Narendra (W.S Rendra) pada Pentas Produksi Teater Akar, di Auditorium Universitas Pancasakti Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (27/12) malam.

Sorot lampu tobong menguatkan ekspresi Ismene menolak karena keinginan Antigone sangat berbahaya di bawah despot Creon. Dalil keduanya hanya seorang perempuan, yang kala itu tidak bisa melawan kekuatan laki-laki.

Antigone melawan despot Creon di panggung Teater Akar menyentil isu kekuasaan dan gender melalui tragedi klasik yang terasa relevan dan menggugah di tengah real

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News

Read Entire Article
| | | |