jatim.jpnn.com, BANYUWANGI - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mulai melakukan investigasi awal untuk mencari penyebab tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu (2/7).
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menjelaskan hal yang pertama dilakukan dalam investigasi kali ini adalah mengumpulkan sejumlah dokumen Surat Persetujuan Berlayar (SPB) dan video detik-detik tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.
Menurutnya, dokumen SPB merupakan data yang krusial di mana terdapat informasi terkait kelaikan kapal, analisa cuaca, hingga dokumen-dokumen pendukung.
"Jadi, mungkin untuk tadi kami mulai dari saat kapal berangkat. Ketika kapal berangkat kan dikeluarkan SPB. Bagaimana proses pengeluaran SPB, apakah persyaratan-persyaratan yang diperlukan di SPB seperti cuaca, seperti kelaikan kapal, dokumen, apakah semua sesuai dengan peraturan dan nanti kami akan mencari evidience(bukti)-nya," ujar Soerjanto di Pelabuhan Ketapang, Jumat (4/7).
Soerjanto menyebut kru kapal seharusnya dilatih atau memiliki kemampuan menghadapi situasi tanggap darurat seperti kecelakaan kapal.
Maka dari itu, bukti digital berupa video di sosial media diperlukan untuk melihat bagaimana situasi dan kondisi saat kecelakaan itu terjadi guna dilakukan identifikasi.
"Nah, bagaimana pelaksanaan tanggap darurat di kapal dan kami juga sudah mengumpulkan video-video dari medsos, bagaimana kondisi-kondisi itu bisa terjadi kondisi darurat di kapal," ujarnya.
Selain itu, alat kelengkapan kapal seperti sekoci hingga pelampung juga akan masuk dalam materi identifikasi pihak KNKT.