jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR RI Abdul Hadi menilai banjir dan longsor di Sumatra yang mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia bukan disebabkan curah hujan tinggi semata.
"Penyebab banjir dan longsor ini sebenarnya juga bukan semata-mata oleh faktor alam,” kata Abdul dalam keterangan persnya dikutip Selasa (2/12).
Legislator fraksi PKS itu menduga perusakan lingkungan yang kronis dan secara struktural ikut menyumbang banjir dan longsor di Sumatra bagian utara.
Terlebih, kata Abdul, dugaan itu sejalan dengan informasi pegiat lingkungan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) yang menyatakan kerusakan hutan memang terjadi di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).
“Beberapa rekan-rekan dari organisasi seperti Walhi itu juga memberikan catatan bahwa ada kerusakan ekologis yang kronis, yang bersifat struktural, akibat hilangnya pengaman hutan secara permanen baik itu mungkin sengaja ataupun tidak disengaja akibat pembangunan dan pembukaan hutan,” lanjut dia.
Abdul mengatakan PKS menuntut pemerintah mengevaluasi tata kelola izin perkebunan dan pertambangan setelah peristiwa banjir dan longsor di Sumatra bagian utara.
"Menuntut dilaksanakannya evaluasi nasional terhadap seluruh izin-izin pertambangan, perkebunan, dan aktivitas ekstraktif yang berada di kawasan hulu sungai hingga wilayah rentan bencana, disertai penegakan hukum yang tegas, pencabutan izin, dan pemulihan ekosistem secara sistematis,” ujar dia.
Selain itu, Fraksi PKS juga mendorong pemerintah menetapkan Bencana Nasional dari tragedi banjjr dan longsor di Sumatra bagian utara.






















































