jpnn.com, JAKARTA - Kenaikan lifting minyak nasional yang tembus 608 ribu barel per hari melampaui target APBN 2025 sebesar 605 barel per hari.
Sejumlah akademisi di Nusa Tenggara Timur (NTT) menilai angka itu menjadi sinyal awal keberhasilan pemerintah Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka dalam memperkuat ketahanan energi nasional.
Pakar energi dari Universitas Nusa Cendana, Prof. Fredrik L. Benu menyatakan tren peningkatan lifting ini penting dalam upaya menekan ketergantungan impor minyak Indonesia yang saat ini masih cukup tinggi.
Hal itu diungkapkan Prof Fredrik dalam Diskusi Kebijakan Publik Energi dengan tema "Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran dari Sudut Pandang Energi" di Kupang, NTT, Senin (3/11).
Menurut Prof Fredrik, kenaikan lifting ini menunjukkan komitmen awal pemerintah dalam memperkuat produksi dalam negeri.
“Kenaikan itu salah satunya dipicu dari upaya optimalisasi sumur-sumur minyak dan penataan sumur rakyat yang tengah dijalankan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia,” kata Prof Fredrik.
Dia pun optimistis lifting minyak akan naik hingga menyentuh angka 1 juta barrel per hari, jika pemerintah konsisten dalam mendata sumur rakyat serta melakukan eksplorasi sumur baru.
Prof Fredrik juga yakin potensi ladang minyak baru di Indonesia masih sangat luas dan dapat dieksplorasi lebih lanjut.






















































