jateng.jpnn.com, SEMARANG - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Lembaga Pendampingan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Jawa Tengah menyoroti minimnya penerapan Nomor Kontrol Veteriner (NKV) pada produk peternakan, khususnya telur dan daging ayam.
Ketua LP2K Jateng Abdun Mufid menjelaskan NKV merupakan sistem resmi yang menjamin keamanan pangan hewani sekaligus menjadi bentuk perlindungan bagi konsumen.
Menurutnya, NKV berfungsi sebagai jaminan bahwa produk peternakan telah melewati proses pemeriksaan dan penelusuran standar.
“Dengan NKV diharapkan jaminan produk-produk peternakan, ayam khususnya telur dan daging, lebih terjamin. Jadi konsumen dilindungi ketika mengonsumsi produk ayam,” katanya dalam FGD yang digelar bersama YLKI di sebuah hotel di Semarang, Kamis (11/9).
Selain keamanan pangan, Mufid menekankan pentingnya penerapan prinsip animal welfare dalam peternakan. Dia menyoroti praktik kandang sistem baterai yang masih banyak digunakan peternak ayam petelur.
“Satu ayam hanya meringkuk di tempat sempit, padahal secara alamiah, ayam seharusnya bisa bercampur dalam ruangan lebih lebar,” ujarnya.
Namun, penerapan NKV maupun animal welfare di lapangan menghadapi berbagai tantangan.
Dia menyebut banyak peternak yang belum memahami syarat teknis NKV, bahkan menganggap penerapannya mahal karena harus menyiapkan kandang dan lahan sesuai standar.



















































