jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan Universitas Terbuka (UT) merupakan pionir pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh. UT selama ini dinilai telah mampu memberikan kesempatan belajar bagi seluruh rakyat tanpa batasan ruang dan waktu.
"UT berkontribusi dalam peningkatan akses pendidikan bagi daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) dan masyarakat yang memiliki keterbatasan akses ke perguruan tinggi konvensional," kata Pratikno dalam pembukaan Dies Natalis ke-41 UT sekaligus Diskusi Ilmiah, Pekan Olahraga, dan Seni Nasional (Disporseni Nasional) UT 2025, di UT Convention Center (UTCC), Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Jumat (2/5/2025).
Mewakili pemerintah, Pratikno juga mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas kontribusi besar UT selama lebih dari empat dasawarsa dalam menghadirkan pendidikan tinggi yang merata dan bermutu bagi seluruh anak bangsa. Kehadiran UT mampu merobohkan sekat ruang dan waktu, serta terbukti menjangkau seluruh Nusantara.
“Ini membuktikan pendidikan tinggi bisa hadir secara adil dan merata, artinya UT memberikan dampak luar biasa untuk negeri, “ ungkap Menko PMK.
Selain itu, UT menjadi pionir dalam otomatisasi administrasi pendidikan yang meningkatkan efisiensi pelayanan akademik dan operasional. Pengembangan konten interaktif berbasis AI telah dilakukan UT, termasuk dalam simulasi dan multimedia, yang meningkatkan keterlibatan dan efektivitas pembelajaran.
UT menjadi yang terdepan dalam menerapkan pengembangan materi pembelajaran berbasis teknologi mendasarkan etika digital agar AI dapat dimanfaatkan secara bijak dan bertanggung jawab.
"Harapan ke depan semoga UT menjadi pusat inovasi penciptaan teknologi AI guna membangun ekosistem digital Indonesia yang mandiri,” ujarnya.
Seremoni pembukaan Disporseni Nasional UT 2025 dan Dies Natalis UT ke-4 dimulai melalui penyematan baju dan pin kepada mahasiswa atlet. Juga peresmian rebranding warna bendera baru dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dan Sekolah Pascasarjana (SPs), serta pengenalan bendera Sekolah Vokasi (SV).