jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Gunung Merapi dilaporkan masih menunjukkan aktivitas vulkanik yang cukup tinggi berupa erupsi efusif, meskipun intensitas kegempaan sedikit menurun. Selama periode pengamatan 24 hingga 30 Oktober 2025, tercatat dua kali kejadian awan panas guguran (APG) dan puluhan guguran lava.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan bahwa status aktivitas Gunung Merapi saat ini tetap berada di tingkat “SIAGA”.
Secara visual, Gunung Merapi umumnya tampak cerah pada pagi dan malam hari. Asap kawah berwarna putih, bertekanan lemah, dengan tinggi bervariasi antara 25 meter hingga 350 meter.
Terjadi dua kali Awan Panas Guguran (APG) dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.500 meter ke arah hulu Kali Krasak dan Kali Sat/Putih.
Total terjadi 61 kali guguran lava ke arah hulu, dengan perincian:
- 26 kali ke arah hulu Kali Krasak (maksimum 2.000 m).
- 2 kali ke arah hulu Kali Bebeng (maksimum 1.000 m).
- 33 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih (maksimum 2.000 m).
Agus Budi Santoso menjelaskan bahwa data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung, yang berpotensi memicu terjadinya awan panas guguran di daerah bahaya.
Teramati sedikit perubahan morfologi pada Kubah Barat Daya akibat aktivitas guguran lava dan perubahan volume.
Volume Kubah Barat Daya tercatat sebesar 4.414.900 meter kubik, sementara dan Kubah Tengah sebesar 2.368.800 meter kubik.



















































