jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Dapur Indonesia (Garuda) Nofalia Heikal Safar menanggapi polemik seputar kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurutnya, program yang digagas Presiden Prabowo ini perlu dikelola secara profesional untuk memastikan kualitas dan keamanan pangan.
"Berdasarkan data BPOM hingga pertengahan Mei 2024, tercatat 17 kejadian luar biasa keracunan makanan di 10 provinsi. Ini menjadi perhatian serius bagi kami," ujar Nofalia dalam keterangannya, Rabu (23/7).
Pemilik Dapur MBG Jatiasih ini menekankan pentingnya tata kelola yang baik, mulai dari pemilihan bahan baku, proses memasak, hingga distribusi. "Program MBG adalah inisiatif strategis, tetapi harus didukung dengan kedisiplinan dan kebersihan yang ketat. Harapan saya, tidak ada lagi kasus keracunan yang merugikan anak-anak," tambahnya.
Nofalia juga mengajak seluruh mitra Dapur MBG di Indonesia untuk memastikan distribusi makanan bergizi sesuai standar 4 sehat 5 sempurna. "Kami mendukung penuh arahan Presiden Prabowo, tetapi kualitas dan keamanan tetap yang utama," tegasnya.
Ia mengapresiasi komitmen BPOM dalam memberikan pendampingan teknis kepada petugas dapur. "BPOM tidak hanya melakukan evaluasi, tetapi juga turun langsung membantu. Langkah ini penting untuk meminimalisir risiko dari hulu ke hilir," ungkap Nofalia, mengutip pernyataan Kepala BPOM Taruna Ikrar.
Selain itu, ia menyoroti perlunya pengawasan ketat terhadap bahan baku dan standar operasional prosedur (SOP) yang seragam. "Kasus keracunan ini adalah peringatan. Program MBG memiliki niat baik, tetapi pelaksanaannya harus terus dievaluasi agar tidak menimbulkan masalah baru," pungkasnya. (tan/jpnn)