jpnn.com, JAKARTA - Hidup di era modern yang serbacepat membuat risiko stres dan terkena penyakit meningkat.
Tak pelak hal tersebut mendorong peningkatan signifikan atas jumlah penyakit yang dipicu oleh gaya hidup yang kurang sehat seperti pola makan tidak teratur yang dibarengi dengan kurangnya berolah raga.
Di sisi lain, biaya medis terus mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya. Mungkin Anda pernah mendengar cerita dari teman atau keluarga, yang harus merelakan uang tabungan yang awalnya untuk rencana A, tetapi akhirnya digunakan untuk biaya medis. Sangat disayangkan bukan?
Rencana dan impian yang sudah Anda susun, harus tertunda atau mungkin tidak bisa terealisasi karena kondisi kesehatan yang Anda alami menyebabkan harus makan tabungan.
Tidak ada satu pun dari kita luput dari risiko terkena penyakit, kita juga tidak bisa mengetahui waktunya. Sehingga kita membutuhkan lebih dari sekadar tabungan dan dana darurat untuk menjaga fungsi ketahanan finansial saat menghadapi risiko atas ketidakpastian tersebut. Di sinilah asuransi hadir sebagai instrumen perlindungan, termasuk memberi manfaat perlindungan kesehatan melalui asuransi kesehatan.
Ketika Anda memutuskan untuk membeli polis asuransi kesehatan, tentunya memiliki kewajiban untuk membayar premi secara berkala, bisa bulanan, kuartalan, semesteran atau tahunan sesuai yang telah disepakati. Premi asuransi merupakan sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh setiap nasabah yang terdaftar kepada perusahaan asuransi sebagai penanggung.
Jumlah uang yang harus dibayarkan secara rutin sudah ditentukan dan dihitung oleh perusahaan asuransi dengan memperhatikan kondisi nasabah, seperti jenis kelamin, usia, riwayat kesehatan, gaya hidup, hingga manfaat kesehatan yang ingin didapatkan. Hal ini menandakan premi antara satu nasabah dengan nasabah lainnya tidak sama.
Biasanya makin tinggi risiko yang ditanggung maka semakin besar pula premi asuransi kesehatan yang harus dibayarkan.