Pembelaan Wamen ESDM soal Tambang Jadi Biang Kerok Banjir Sumatra

3 hours ago 18

Pembelaan Wamen ESDM soal Tambang Jadi Biang Kerok Banjir Sumatra

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Warga mengevakuasi kendaraannya yang tertimbun lumpur di depan rumahnya pascabanjir bandang di Desa Manyang Cut, Kecamatan Mereudu, Kabupaten Pidie, Aceh, Kamis (27/11/2025). ANTARA FOTO/Ampelsa/foc

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung buka suara mengenai keberadaan tambang emas yang disebut-sebut menjadi penyebab bencana banjir bandang di Pulau Sumatera, jauh dari lokasi bencana.

Yuliot mengatakan, lokasi tambang emas sangat jauh dari tempat terjadinya banjir bandang dan longsor di Pulau Sumatra.

“Katanya kan wilayah kerjanya jauh,” ujar Yuliot dikutip Selasa (2/12).

Yliot menjelaskan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, berencanake tiga provinsi terdampak bencana banjir dan longsor untuk mengecek berbagai permasalahan, seperti ketersediaan energi di wilayah yang terdampak oleh bencana banjir bandang dan longsor, serta lokasi pertambangan yang diperkirakan menjadi penyebab bencana banjir bandang.

“Ini dicek di lapangan, Pak Menteri akan lihat dari atas.(Selasa ini),” kata Yuliot.

Diketahui, Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Melky Nahar menilai Sumatra telah diperlakukan sebagai zona pengorbanan untuk tambang mineral dan batu bara (minerba).

Terdapat sedikitnya 1.907 wilayah izin usaha pertambangan minerba aktif dengan total luas 2.458.469,09 hektare.

Di tingkat kawasan hutan, skema Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) menjadi pintu utama pelepasan fungsi lindung menjadi ruang ekstraksi.

Wakil ESDM Yuliot Tanjung buka suara mengenai keberadaan tambang emas yang disebut-sebut menjadi penyebab bencana banjir bandana di Pulau Sumatra

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |