jateng.jpnn.com, SRAGEN - Pemerintah terus mendorong peningkatan literasi sejarah dengan menjadikan Situs Sangiran Jawa Tengah sebagai pusat edukasi peradaban manusia.
Dalam kunjungannya pada Jumat (7/2), Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan Sangiran bukan sekadar situs arkeologi, tetapi juga laboratorium alami yang merekam jejak kehidupan manusia purba di Indonesia.
Terletak di Kabupaten Sragen dan Karanganyar, Sangiran yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada 5 Desember 1996 menjadi lokasi ditemukannya lebih dari 50% temuan Homo erectus dunia, dan berbagai temuan fosil manusia purba lainnya seperti Meganthropus paleojavanicus.
Situs ini menyimpan bukti evolusi manusia selama lebih dari 2 juta tahun, termasuk temuan fosil Homo erectus yang berkontribusi besar dalam penelitian prasejarah global.
“Sangiran adalah salah satu situs paleoantropologi terpenting di dunia. Temuan di sini membuktikan bahwa Indonesia telah menjadi bagian dari peradaban sejak masa lampau. Ini adalah warisan berharga yang harus kita kenalkan kepada masyarakat, terutama generasi muda,” ujar Fadli Zon melalui keterangan resmi yang diterima JPNN, Sabtu (8/2).
Situs ini terbagi menjadi lima klaster utama, masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Klaster Bukuran menjadi lokasi utama temuan Homo erectus, sementara Klaster Krikilan menyimpan koleksi fosil manusia purba dan fauna.
Museum Manyarejo menggabungkan penelitian ilmiah dengan metode tradisional dalam pencarian fosil, sedangkan Klaster Ngebung menampilkan artefak budaya manusia purba.
