jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia menyampaikan komitmennya untuk mengutamakan kepentingan nasional dalam negosiasi tarif resiprokal dengan Amerika Serikat, tanpa mengabaikan pentingnya menjaga hubungan bilateral kedua negara.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pendekatan Indonesia dalam perundingan dirancang untuk melindungi sektor-sektor strategis yang penting bagi perekonomian nasional.
"Tawaran Indonesia kepada Amerika Serikat untuk mewujudkan kerja sama perdagangan yang adil, fair and square, sepenuhnya mengacu kepada kepentingan nasional dan dirancang untuk menjaga perimbangan manfaat setidaknya pada lima aspek," kata Airlangga dalam konferensi pers yang digelar secara daring dari Jakarta, Jumat (25/4).
Ia menjelaskan bahwa lima manfaat yang dimaksud mencakup ketahanan energi nasional, akses pasar ekspor, kemudahan berusaha melalui deregulasi, pembangunan rantai pasok industri strategis termasuk mineral kritis, serta perluasan akses terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, pertanian, dan energi terbarukan.
Dalam perkembangan terbaru, Airlangga menyebut tim delegasi Indonesia telah menggelar sejumlah pertemuan intensif dengan pejabat tinggi Amerika Serikat. Pertemuan tersebut melibatkan perwakilan dari Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), Menteri Perdagangan Howard Lutnick, Menteri Keuangan Scott Bessent, serta Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett di Gedung Putih.
"Semua membuka ruang dialog serta memberikan kesempatan untuk pembahasan teknis secara detil dalam dua minggu ke depan. Ini juga menjadi momentum yang baik untuk mendorong reformasi struktural guna memperkuat perdagangan dan investasi," ujarnya.
Selain melalui jalur pemerintahan, delegasi Indonesia juga menjalin komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan dari sektor swasta dan asosiasi bisnis di AS, termasuk US ASEAN Business Council, The United States – Indonesia Society (USINDO), Semiconductor Industry Association, hingga perusahaan besar seperti Amazon, Boeing, Google, dan Microsoft.
Menurut Airlangga, berbagai pihak tersebut memberikan dukungan terhadap pendekatan yang diambil Indonesia dalam proses negosiasi.