jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur merespons maraknya penggunaan sound horeg yang belakangan memicu keluhan masyarakat.
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menyebut pemprov sedang menjalin komunikasi lintas sektor untuk merumuskan solusi menyeluruh terkait fenomena tersebut.
“Kami tidak tinggal diam. Saat ini kami sudah mulai berdiskusi dengan banyak pihak untuk merumuskan pendekatan terbaik agar tidak menimbulkan polemik yang berkepanjangan,” ujar Emil, Rabu (2/7).
Pihaknya turut menggandeng kepolisian karena persoalan ini menyangkut ketertiban umum. Dia juga berharap bisa berdialog langsung dengan komunitas pelaku sound horeg untuk memahami perspektif mereka secara utuh.
“Kami ingin mendengar langsung dari komunitasnya, mendengarkan alasan mereka, dan menjelaskan dampak sosial yang ditimbulkan agar bisa dicari titik temunya,” katanya.
Menurut Emil, suara masyarakat yang merasa terganggu tak bisa diabaikan. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan antara ruang berekspresi warga dan kenyamanan publik.
“Kami ingin menemukan solusi yang tidak merugikan salah satu pihak. Prinsipnya, kebebasan harus tetap dalam batas yang menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama,” ucapnya.
Sound horeg merujuk pada penggunaan sistem pengeras suara bervolume tinggi yang biasa digunakan dalam konvoi, pesta rakyat, atau kegiatan hiburan lainnya.