kalsel.jpnn.com, BANJARMASIN - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menerapkan tiga strategi utama dalam pengendalian inflasi di 13 kabupaten/kota sepanjang Semester I Tahun Anggaran 2025.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kalsel, Catur Ariyanto Widodo menyampaikan strategi tersebut mampu menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.
“Inflasi terkendali di angka 0,23 persen (mtm) dan 1,81 persen (yoy),” kata Catur dalam laporan kinerja semesteran DJPb.
Adapun strategi yang dijalankan meliputi Gerakan Pasar Murah (GPM), perluasan subsidi pupuk batu bara untuk komoditas padi dan jagung, serta subsidi ongkos angkut melalui kerja sama dengan Dinas Perhubungan.
Menurut Catur, capaian inflasi tahunan Kalsel 1,81 persen masih di bawah angka inflasi nasional sebesar 1,87 persen.
“Ini menunjukkan kinerja pengendalian inflasi Kalsel cukup efektif di tengah tekanan ekonomi global,” ujarnya.
Dia menyebutkan, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Tabalong sebesar 2,79 persen (yoy), sedangkan inflasi terendah berupa deflasi tercatat di Hulu Sungai Tengah sebesar minus 0,47 persen.
Komoditas penyumbang inflasi tertinggi antara lain emas perhiasan, minyak goreng, kopi bubuk, sigaret kretek mesin, dan ikan gabus.