Penjelasan Menteri Prabowo soal Pakaian Thrifting Lebih Murah Ketimbang Produk Lokal

2 hours ago 7

Penjelasan Menteri Prabowo soal Pakaian Thrifting Lebih Murah Ketimbang Produk Lokal

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Suasana toko thrifting di Pasar Senen Jaya 1 & 2, Jakarta Pusat, Kamis (23/10). Foto: Romaida/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyoroti asumsi publik yang seringkali menganggap produk lokal itu memiliki harga yang mahal, ketimbang thrifting atau pakaian bekas impor.

Maman menganggap harga yang mahal sendiri terbentuk oleh pola perilaku pembelian masyarakat yang cenderung memilih produk luar.

"Sering kali produk lokal disebut mahal. Padahal, secara teori ekonomi, harga tinggi terjadi karena permintaan masih rendah," ujar Maman dikutip Jumat (7/11).

Maman meyakini, jika pakaian bekas impor ilegal dihentikan peredarannya, maka masyarakat bakal beralih ke produk lokal.

"Kalau makin banyak masyarakat membeli produk lokal, harga akan turun secara alami karena permintaan dan suplai menjadi seimbang," jelas dia.

Maman mengungkapkan angka impor thrifting naik dari 7 ton pada 2021, menjadi 3.600 ton pada 2024.

“Data tahun 2021, impor barang-barang bekas, baju-baju bekas itu hanya 7 ton per tahun. 2022 naik 12 ton, 2023 itu 12 ton, dan 2024 3.600 ton,” ujar Maman

Maman mencatat per Agustus 2025 sebanyak impor baju bekas kurang lebih sekitar 1.800 ton. Lonjakan impor baju bekas tersebut, mengusik pasar domestik Indonesia.

Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyoroti asumsi publik yang seringkali menganggap produk lokal itu memiliki harga yang mahal, ketimbang thrifting.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |