jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menaruh harapan besar pada sektor industri petrokimia dan gas untuk membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen.
Namun, jalan menuju target ambisius banyak tantangan berat, mulai dari serbuan barang impor, ketergantungan harga gas, hingga ketidakpastian investasi yang mengancam stabilitas sektor industri.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas), Fajar Budiono mengaku optimistis target pertumbuhan ekonomi itu tercapai.
Dia menyebut pencapaian itu akan memakan waktu lebih lama jika serbuan barang impor, terutama di sektor hilir, tidak segera diatasi.
“Jika barang impor tidak diatur, terutama di sektor hilir, hal ini akan mengganggu sektor hulu. Ini yang membuat pertumbuhan ekonomi delapan persen makin sulit dicapai,” kata Fajar dalam keterangannya, Rabu (5/3).
Selain masalah impor, Fajar juga menyoroti meningkatnya aksi demonstrasi yang sering mengganggu proses investasi.
Menurutnya, beberapa investor bahkan mulai menahan rencana investasi mereka di Indonesia karena ketidakpastian situasi politik dan sosial yang dapat mempengaruhi kelancaran operasional mereka.
“Banyak investor menunggu dan melihat arah kebijakan pemerintah. Mereka khawatir jika gangguan-gangguan ini tidak diselesaikan, maka potensi pertumbuhan delapan persen akan makin sulit tercapai,” ujarnya.