jateng.jpnn.com, TEMANGGUNG - Para petani tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah (Jateng) harap-harap cemas memasuki musim tanam karena problematika cuaca, dan iklim yang makin sulit diprediksi.
Ketua DPC Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung Siyamin mengungkapkan kepungan regulasi saat ini makin memberatkan para petani yang
penghidupan, dan ekonominya hanya bertumpu pada tembakau.
Di antaranya dorongan implementasi pasal-pasal Pengamanan Zat Adiktif di PP No 28 Tahun 2024 dan Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (R-Permenkes) untuk Produk Tembakau.
Meski begitu, Siyamin menyebut bahwa para petani di daerahnya, khususnya di lereng Gunung Prau, Sindoro dan Sumbing sedang mempersiapkan lahan untuk ditanam.
"Awal Maret sudah tanam. Saat ini luasan lahan tanam di ketiga lokasi pegunungan tersebut sekitar enam ribuan hektar. Tembakau masih jadi tumpuan harapan kami," katanya, Selasa (25/2).
"Kendala yang kami hadapi saat ini berkaitan, yaitu regulasi pupuk bersubsidi yang belum merata, sampai pada regulasi belum bisa melindungi keberlangsungan petani," ujar Siyamin, lagi.
Siyamin menekankan bahwa tembakau menjadi satu-satunya komoditas yang bisa diandalkan di tengah musim kemarau dengan kondisi geografis seperti Kabupaten Temanggung.
"Roda perekonomian masyarakat di Temanggung bergerak, ya, kalau tembakaunya juga dilindungi, petaninya juga didukung, dan diberdayakan," tuturnya.