bali.jpnn.com, DENPASAR - Pemuda Desa Alasangker, Buleleng, Bali, berhasil menciptakan gamelan rindik dari bambu yang kini menembus pasar ekspor.
Alat musik tradisional khas Bali ini dirakit secara manual dengan proses penuh ketelitian, dan sentuhan teknologi menjadikan setiap set gamelan memiliki nilai seni dan karakter yang unik serta berkualitas.
Untuk memperluas promosi dan branding produk gamelan rindik buatannya, I Gede Edi Budiana alias Edibud memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Tiktok dengan nama “dE Percussion”.
Berkat promosi yang masif, gamelan buatannya dikenal luas di mancanegara.
Permintaan pun datang dari berbagai negara yang tertarik pada kekayaan budaya Indonesia, sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal di Desa Alasangker.
“Dahulu tetua membuat rindik dengan rasa dan feeling untuk sounding.
Namun, sekarang saya padukan dengan sentuhan teknologi melalui aplikasi untuk test sounding tiap bilah bambu dalam menentukan nada masing-masing berbasis selendro.
Saya konversi atau samakan dengan tangga nada diatonis, itu sangat membantu juga karena pendengaran kadang tidak sesensitif aplikasi,” ujar Edibud dilansir dari laman Pemkab Buleleng.