Psikolog Ungkap Penyebab Aksi Perundungan di Institusi Pendidikan Kian Marak

2 hours ago 16

Psikolog Ungkap Penyebab Aksi Perundungan di Institusi Pendidikan Kian Marak

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Korban perundungan atau bullying. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia (UI) Kasandra Putranto menyebutkan sejumlah faktor pemicu aksi perundungan atau bullying terutama di institusi pendidikan.

“Fenomena perundungan memang masih sulit dibasmi sepenuhnya di institusi pendidikan di Indonesia maupun di beberapa negara di dunia, karena sifatnya yang kompleks dan multifaktorial,” kata Kasandra kepada ANTARA di Jakarta, Selasa (11/11).

Kasandra mengatakan dinamika sosial dan psikologis kerap menjadi faktor perundungan, seperti sering muncul dari perasaan iri, dendam atau keinginan untuk mendominasi dalam kelompok sosial anak atau remaja.

“Pelaku mungkin meniru perilaku dari rumah atau media, sementara korban sering enggan melapor karena takut dianggap lemah atau dibalas. (Smith, P.K. et al., 2016),” ujar dia.

Lebih lanjut dikatakan, kurangnya pemahaman dan normalisasi menjadi faktor penyebab perundungan, di mana kasus perundungan banyak diselesaikan dengan cara damai tanpa menyentuh akar permasalahan sehingga berpotensi terjadi lagi dan lagi, dan bertambah subur.

Dalam hal ini, lanjut Kasandra, masih ada guru, siswa, dan orang tua yang kerap salah mengartikan bullying sebagai "candaan" atau "bagian dari masa remaja", sehingga tidak dianggap serius.

“Ini menciptakan budaya di mana perundungan dinormalisasi, terutama jika hanya verbal atau online, bukan fisik,” tutur dia.

Kasandra menyoroti ?faktor minimnya pengetahuan dan pengawasan di sekolah terkait pelatihan untuk mendeteksi atau menangani perundungan secara efektif.

Berikut ini sejumlah faktor pemicu atau penyebab aksi perundungan atau bullying terutama di institusi pendidikan.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |