jpnn.com, JAKARTA - Momentum Hari Bumi menjadi refleksi bagi berbagai pihak terkait dengan adanya ancaman krisis iklim yang tengah dihadapi dunia.
Hal itu ditandai dengan naiknya permukaan laut, cuaca ekstrem, dan ketimpangan akses terhadap sumber daya terbarukan.
"Kami kembali menegaskan komitmen keberlanjutan lingkungan melalui rangkaian inisiatif Earth Month 2025 di Jakarta, Makassar, Bali, dan Surabaya," kata Executive Vice President dan Chief Sustainability Advisor Modena, Nicole Jizhar, Jumat (25/4/2025).
Mengangkat tema global Hari Bumi tahun ini, Our Power Our Planet, lanjut Nicole, pihaknya berfokus pada tantangan utama keberlanjutan seperti ketahanan pangan, kelangkaan air, polusi plastik, dan kesenjangan energi.
Dia menyebutkan, sebagai perusahaan yang berdiri sejak 1967 dan telah menjadi bagian dari kehidupan konsumen selama lebih dari enam dekade, Modena terus berevolusi dengan menanamkan keberlanjutan dalam DNA perusahaannya membentuk kembali makna brand legacy di tengah krisis iklim.
Berbagai aksi dilakukan seperti di Jakarta, di mana Modena berkolaborasi dengan CarbonEthics dan Bumi Journey untuk menanam lebih dari 500 pohon mangrove di Pulau Harapan dengan estimasi penyerapan karbon sebesar 20,1 ton CO?e.
"Inisiatif ini berkontribusi signifikan terhadap ketahanan wilayah pesisir, meningkatkan keanekaragaman hayati, serta mendukung pemulihan habitat alami," ucapnya.
Dia mengatakan, dari sisi sosial, kegiatan ini mendukung inisiatif ekowisata berkelanjutan, menciptakan peluang kerja baru, dan memberikan dampak positif bagi warga lokal.
