jpnn.com - Saya pegang rekor diri sendiri: 10 hari tidak berhenti makan kambing. Maksud saya: daging kambing. Siang kambing. Malam kambing.
Tebakan Anda benar: itu karena saya harus makan masakan halal selama di Beijing awal September tadi.
Semua restoran halal menu utamanya kambing. Buku menunya tebal, tetapi tiap halamannya selalu ada kambing.
Selingannya: la mian –mie tarik. Kuahnya juga terasa kuah kambing. Selingan lain: daging ayam. Aromanya juga kambing. Tentu masih ada sayur-sayuran. Bumbunya terasa kambingnya.
Untung sarapan paginya di hotel. Lebih banyak sayur, roti, bakbao (tujuh jenis bakbao), mie, jagung, telo, kentang, labu, telur direbus air teh, salad, bubur xiao mi, bubur delapan jenis kacang-kacangan, dan susu kedelai. Hampir tidak ada daging.
Begitu menjelang siang mulailah berpikir: ke resto yang mana siang nanti. Ada enam resto halal di sekitar hotel saya. Namanya beda-beda menunya hampir sama.
Papan nama resto halal umumnya berwarna hijau. Ada tulisan Mandarin kecil yang artinya "muslim" di sebelah nama resto yang ditulis besar. Kadang ada juga tulisan Arab amat kecil yang bunyinya "halal".