jpnn.com, JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan strategi partai dalam mengedukasi politik kepada rakyat melalui mobil bioskop. Ide ini muncul dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang terinspirasi oleh pemberitaan tentang layar tancap di harian Kompas.
"Bu Mega membaca berita di Kompas tentang layar tancap. Ternyata, layar tancap digemari oleh banyak rakyat Indonesia yang belum terjangkau oleh infrastruktur hiburan yang baik," ujar Hasto dalam sambutannya pada acara pelaksanaan pembekalan yang berlangsung secara hybrid. Acara ini dihadiri langsung oleh sejumlah pengurus pusat partai, termasuk Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat dan Deddy Yevri Sitorus, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (12/2).
Menurut Hasto, Megawati melihat potensi layar tancap sebagai sarana hiburan sekaligus edukasi politik. Putri Proklamator RI Bung Karno itu kemudian meminta Hasto untuk mengembangkan ide tersebut menjadi mobil bioskop modern. "Bu Mega mengatakan, ‘Coba kamu buat mobil bioskop yang modern sebagai sarana edukasi politik,’" kata Hasto.
Dari ide tersebut, PDIP mulai berimajinasi untuk menciptakan mobil videotron yang bisa berkeliling ke berbagai daerah. "Saya ingat Pak Adi, Wasekjen, untuk membuat videotron, gambar mobil videotron. Dengan ada imajinasi itu, muncul ide bahwa partai punya peran dalam pendidikan politik," jelasnya.
Mobil bioskop ini digunakan untuk memberikan edukasi politik kepada masyarakat, terutama terkait hak dan kewajiban warga negara serta pentingnya berpolitik secara bijaksana. Hasto menegaskan bahwa politik bukan hanya urusan pemilu, tetapi tentang bagaimana menggalang kekuatan rakyat melalui ide dan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan rakyat, seperti petani dan kelompok marjinal lainnya.
"Bagaimana petani menjadi satu kekuatan politik untuk mendesakkan kebijakan agar mereka tidak menjadi korban dari pemburu rating. Itu adalah kebijakan untuk menggalang kekuatan rakyat," tegas Hasto.
Selain sebagai sarana edukasi, mobil bioskop ini juga menjadi alat bagi PDIP untuk memperkuat komunikasi politik dan memperluas jaringan simpatisan. Hasto menceritakan, setiap kali ia bertemu dengan simpatisan atau pengusaha, ia selalu menampilkan gambar mobil bioskop sebagai bentuk kampanye ide dan imajinasi partai.
"Maka mereka kemudian bergotong royong membantu. Akhirnya melahirkan 38 mobil bioskop. Kita melahirkan lebih dari 246 kantor partai. Kita punya kapal Laksamana Malahayati. Itu semua dengan tradisi intelektual Soekarno," ungkap Hasto.