jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni membantah anggapan soal program hutan cadangan 20,6 juta hektare sebagai upaya deforestasi atau pembabatan tanaman demi pembukaan lahan baru.
Dia berkata demikian saat rapat kerja bersama Komisi IV di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/1).
"Saya sama sekali tidak pernah berbicara bahwa ini pembukaan kawasan baru," kata dia dalam rapat, Kamis.
Raja Juli bahkan mengatakan penyiapan 20 hektare hutan cadangan untuk mewujudkan ketahanan pangan, energi, dan air, sudah melalui kajian.
"Saya memang mengatakan identifikasi, tetapi ini berdasarkan kajian, tetapi tidak ada satu kata pun mengatakan bahwa ini adalah pembukaan besar-besaran kawasan hutan," kata dia.
Raja Juli mengatakan program hutan cadangan 20,6 juta hektare malah memaksimalkan fungsi lahan yang sudah terbuka dan tidak berfungsi.
Semisal, katanya, lahan kritis akibat kebakaran hutan, penebangan liar, dan terdegradasi secara alami akan dimanfaatkan demi penghijauan.
"Jadi, yang kami lakukan justru memaksimalkan fungsi hutan yang sudah terbuka baik itu lahan kritis karena over area yang ditebang yang pengusahanya tidak bertanggung jawab, sehingga hutannya terbuka, apakah itu karena kebakaran hutan atau secara alami terjadi degradasi yang mengakibatkan hutan itu tidak berfungsi," lanjutnya.