jatim.jpnn.com, BATU - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan pentingnya menjaga integritas dalam pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025. Hal itu disampaikan dalam Sosialisasi SPMB jenjang SMA, SMK, dan SLB Provinsi Jatim Gelombang IV yang digelar di Batu Suki Hotel, Rabu (16/4).
“Penerimaan murid baru harus objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi. Maka diperlukan Pakta Integritas bagi semua yang terlibat,” ujar Khofifah di hadapan 200 kepala sekolah dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur.
SPMB merupakan sistem baru yang menggantikan PPDB. Gubernur Khofifah menyebut bahwa suksesnya sistem ini sangat ditentukan oleh pemahaman terhadap regulasi, pelayanan prima, pengawasan ketat, serta pemanfaatan TIK yang berbasis solusi.
“Daya tampung kita hanya 38,31 persen dari total lulusan SMP sederajat. Maka harus ada solusi bagi mereka yang tidak diterima di sekolah negeri,” katanya.
Dari total 682.252 lulusan SMP sederajat, hanya 261.396 siswa yang bisa ditampung di SMAN dan SMKN. Artinya, sekitar 61,69 persen siswa belum tertampung dan butuh solusi nyata.
Khofifah menyinggung pentingnya peran para kepala sekolah dalam menyiapkan generasi emas 2045. Ia menyebut kepala sekolah dan guru sebagai aktor kunci di balik kemajuan pendidikan Jatim.
“Kalau anak-anak kita masuk sektor industri, pertanian, peternakan, mereka luar biasa. Itu semua produk panjenengan. Maka kita harus kuat meski kerja keras kita tidak viral,” tuturnya.
Dia menekankan pentingnya memperkuat ikatan alumni agar kontribusi lulusan ke almamater dapat terpetakan.
