jpnn.com - Chiba Institute of Science Jepang, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Budi Luhur (UBL) dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur menggagas Hearings & Study Meetings on project’s implementation plan for the “Feasibility Study on UAS Line Operations in Indonesia”.
Dalam pertemuan tersebut, Provinsi Jawa Timur dihadiri oleh Profesor Abdul Hamid, Peneliti Utama dari BRIDA Jawa Timur, kemudian berkembang menjadi tahapan lebih signifikan dengan fokus pada Taman Hutan Raya (Tahura) di Provinsi Jawa Timur.
Tahura sejatinya bukan sekadar ruang hijau konservasi, tetapi juga laboratorium alam yang menyimpan dinamika ekologis, sosial, dan ekonomi.
Namun, selama bertahun-tahun, pengelolaan Tahura di Indonesia masih berhadapan dengan tantangan klasik: keterbatasan pengawasan, akses yang sulit, dan proses pemantauan yang lamban.
Pada titik ini, kolaborasi Jawa Timur BRIN, UBL dan Jepang dalam pemanfaatan drone membuka babak baru yang menarik, bukan hanya untuk layanan publik, tetapi juga untuk masa depan pengelolaan kawasan konservasi.
Kerja sama ini patut diapresiasi karena menghadirkan pendekatan yang lebih modern terhadap pengawasan lingkungan.
Drone memungkinkan pemetaan vegetasi secara cepat, identifikasi titik rawan kebakaran, dan deteksi aktivitas ilegal di dalam kawasan.
Jika sebelumnya satu siklus monitoring bisa memakan waktu berhari-hari dengan mobilisasi tim lapangan, maka kini proses yang sama dapat dilakukan dalam hitungan jam dengan akurasi lebih tinggi.






















































