jatim.jpnn.com, SURABAYA - Sebuah temuan mengejutkan mengguncang para pecinta teh di Tanah Air. Penelitian terbaru yang dilakukan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) mengungkap adanya kontaminasi mikroplastik pada lima merek teh celup populer di Indonesia.
Temuan itu menjadi perhatian publik karena teh merupakan salah satu minuman favorit masyarakat, terutama disajikan saat pagi atau sore hari.
Dosen Program Studi Teknologi Pangan Universitas Kristen Petra (UK Petra) menyatakan mikroplastik tersebut berasal dari bahan polimer sintetis seperti Polietilen (PE) atau Nylon yang digunakan dalam pembuatan kantong teh.
“Begitu lapisan plastik pada kantong teh terkena air panas, maka langsung melepaskan partikel berbahaya yang kemudian bercampur dengan teh yang kita minum,” jelas Ong Lu Ki, Rabu (16/4).
Menurutnya, partikel mikroplastik ini bukan sekadar kotoran biasa, melainkan zat berbahaya yang bisa menembus pembuluh darah manusia.
“Mikroplastik bisa mengacaukan fungsi organ vital, bahkan berpotensi memicu penyakit autoimun jika dikonsumsi dalam jangka panjang,” katanya.
Ong Lu Ki, yang juga dikenal aktif dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan itu menyebut hampir semua kantong teh yang terbuat dari plastik atau dilapisi plastik berisiko mengandung mikroplastik.
Sebagai solusi, produsen teh diimbau untuk segera berinovasi menggunakan kantong teh berbahan alami seperti serat panjang atau pelapis yang bisa dicerna tubuh, misalnya pati termodifikasi atau campuran gelatin.